Sinar senja begitu merahnya
Seakan langit terluka bersama sang pujangga
Berlumur darah karyanya tertulis
Dalam kertas lusuh yang terakhir
Yang terakhir….
Bersandar di nisannya
Ia terbata mengkhayalkannya
Sinar mata sang putri tidur
Yang kini terbangun
Mengutuk gelapnya petang
Gemetar memandang bayangnya
Kecantikan poros tubuh
Dan indahnya rambut cermin bulan
Betapa mengerikannya…
Keindahan yang mencabut nyawa
Dengan kata bertinta darah
Entah bukan dendam ia tuliskan
Meski luka yang ia dapatkan
Begitu dalam….
Kata terakhir….
Hanya berupa sebaris frasa
Dan siapa pun ngeri membayangkannya
Sebuah frasa menjadi tanya
Pantaskah ini semua Hanya demi sebuah frasa
Hilang sudah sebuah nyawa
Bukan dongeng sayang
Meski lelap karya ini
Membawamu ke alam mimpi
Tak seindah itu…
Hanya sepi sendiri…..
Seakan langit terluka bersama sang pujangga
Berlumur darah karyanya tertulis
Dalam kertas lusuh yang terakhir
Yang terakhir….
Bersandar di nisannya
Ia terbata mengkhayalkannya
Sinar mata sang putri tidur
Yang kini terbangun
Mengutuk gelapnya petang
Gemetar memandang bayangnya
Kecantikan poros tubuh
Dan indahnya rambut cermin bulan
Betapa mengerikannya…
Keindahan yang mencabut nyawa
Dengan kata bertinta darah
Entah bukan dendam ia tuliskan
Meski luka yang ia dapatkan
Begitu dalam….
Kata terakhir….
Hanya berupa sebaris frasa
Dan siapa pun ngeri membayangkannya
Sebuah frasa menjadi tanya
Pantaskah ini semua Hanya demi sebuah frasa
Hilang sudah sebuah nyawa
Bukan dongeng sayang
Meski lelap karya ini
Membawamu ke alam mimpi
Tak seindah itu…
Hanya sepi sendiri…..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan