Yamuna : Tapi permaisuri …
Permaisuri : Selamatkanlah bayi yang tak berdosa ini Yamuna, aku yakin kau boleh.
Sembilan bulan kemudian permaisuri Aurang Zet melahirkan seorang puteri yang cantik jelita, pada saat yang bersamaan permaisuri Kerajaan Moghul pun melahirkan seorang putera yang tampan dan gagah. Sesuai dengan rancangan, Yamuna pun membawa bayi perempuan itu keluar wilayah istana. Kerana bingung akhirnya Yamuna membawa bayi itu ke saudaranya di Kerajaan Moghul.
( tok … tok … tok ) ( Yamuna segera mengetuk pintu dapur istana kerajaan Moghul )
Yumuna : Farah … bukakan pintunya ( pintu dibuka )
Farah : Astaghfirullah …. Yamuna bagaimanakah kau bisa ke sini, lalu siapa bayi ini ???
Yamuna pun menceritakan masalahnya kepada Farah dengan tergesa-gesa.
Farah : Kau tahu Yamuna baru sahaja permaisuri melahirkan seorang bayi lelaki yang tampan dan gagah dan belum seorang pun mengetahuinya tapi …
Yamuna : Farah tolonglah aku, lihatlah bayi mungil ini, dia berhak mendapatkan kebahagiaan Farah , dia tidak memiliki dosa.
Farah : Tapi aku takut Yamuna.
Yamuna : Yakinlah Farah hal ini akan menjadi rahsia kita.
Akhirnya Farah pun menyetujui hal tersebut. Dengan hati-hati dia menukarkan bayi itu dengan bayi perempuan yang dibawa Yamuna. Dan Yamuna pun tidak memberi tahu permaisuri Aurang Zet bahawa bayi lelaki itu adalah putera Sultan Akbar.
Sultan Akbar : Farah. Mana puteraku apakah dia seorang lelaki.
Farah : Dia … dia perempuan baginda.
Farah memberikan bayi dalam gendongannya kepada Sultan Akbar.
Sultan Akbar : Lihatlah permaisuriku puteri kita cantik sekali.
Permaisuri : Alhamdulillah Raja … puteri kita lahir dengan selamat.
Dua puluh tahun kemudian, dua bayi tersebut telah menjadi dua remaja yang cantik dan tampan. Dua kerajaan itu selalu terisi dengan kebahagiaan.
Syeih Jehan ( Putera Aurang Zet ) : Ayahanda … aku ingin meminta izin untuk berburu di hutan Agra.
Permaisuri : Tidak puteraku wilayah itu sangat berbahaya. Kau tahu wilayah itu berbatasan langsung dengan Kerajaan Moghul.
Aurang Zet : Biarlah dia pergi permaisuriku aku yakin putera kita yang gagah ini mampu melindungi dirinya.
Syeih Jehan : Syeih Jehan janji akan menjadi orang yang terbaik untuk ayah dan bondaku.
Aurang Zet : Pergilah puteraku dan ingat hati-hatilah di tempat yang asing. Ayah yakin dengan kemampuanmu.
Syeih Jehan : Terima kasih ayah. Ayah, bunda aku berangkat dulu.
Dan Syeih Jehan pun berangkat sendiri ke hutan Agra. Tapi setelah beberapa hari bekal yang dibawanya telah habis, sedang satupun haiwan buruan tidak didapatnya. Akhirnya dia pengsan kerana kelaparan.
Pengawal I : Sahabatku lihat sepertinya di sana ada orang .
Pengawal II : ya aku melihatnya, mari kita ke sana.
Pengawal I : Astaghfirullah … dia pengsan kelihatannya dia seorang pemburu.
Pengawal II : Mari kita bawa dia ke Istana Moghul untuk menghadap Raja.
Dua pengawal itu pun membawanya ke hadapan Sultan Akbar, untuk mendapatkan perawatan. Saat Syeih Jehan sedar ia sangat terkejut kerana di hadapannya ada seorang gadis cantik berakaian tertutup.
Taj Mahal ( Puteri Sultan Akbar ) : Alhamdulillah kau sudah sedar rupanya.
Syeih Jehan : Dimana … dimana aku?
Taj Mahal : Tenanglah kau aman di Kerajaan Moghul.
Syeih Jehan : A..a..apa,Kerajaan Moghul ?
Sultan Akbar dan permaisuri datang ...
Sultan Akbar : Alhamdulillah … kau sudah sedar rupanya nak, jangan takut kau aman di wilayah kami.
Permaisuri sultan Akbar : ya. Dan jangan malu selama berada di sini, kalau boleh kami tahu siapa namamu nak...?
Syeih Jehan pun sedar bahwa dirinya berada di wilayah musuh, maka ia pun menyembunyikan identitinya.
Syeih Jehan : Namaku Rasyid Pasha.
Taj Mahal :namaku , Mum. Taj Mahal
Syeih Jehan : Terima kasih kau telah merawatku.
Taj Mahal : Tidak apa, itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai tuan rumah.
Hari demi hari Rasyid Pasha pun menjadi betah tinggal di Kerajaan Moghul, yang terasa lebih damai dan tenang dari pada kerajaannya sendiri. Diam-diam ia memiliki niat untuk menyerang Kerajaan Moghul secara perlahan dengan cara mencari informasi dari Mum Taj Mahal.
Mum Taj Mahal baru selesai membaca mushafnya, Rasyid Pasha menghampirinya dari belakang.
Rasyid Pasha : Ehem … apakah aku mengganggumu putri ?
Taj Mahal : ( Menoleh ke belakang ) Subhanallah …, aku pikir siapa, mengapa kau tidak mengucap salam dahulu akhi Pasha ?
Rasyid Pasha : Maaf putri aku tidak tahu adat di sini, aku bukan seorang muslim.
Taj Mahal : Astagfirullah … maafkan aku akhi aku lupa dan tolong jangan panggil aku dengan sebutan Puteri.
Rasyid Pasha : Baiklah, Em … bolehkah aku tanya sesuatu Mum Taj Mahal ?
Taj Mahal : Tentu akhi selama aku bisa menjawab,Insya Allah aku akan menjawab dengan jujur.
Rasyid Pasha : Mengapa setiap orang yang aku temui disini selalu berpakaian sepertimu dan setiap hari aku selalu mendengar ayat yang aneh-aneh yang dilantunkan,apatah lagi dengan gerakan aneh yang semua orang lakukan 5 kali sehari.
Taj Mahal : ( tersenyum kecil ) aku paham maksudmu, mungkin kau tak akan mengerti yang jelas itu adalah wujud dari rasa cinta kami kepada Allah SWT yang telah menciptakan seluruh alam beserta isinya.
Rasyid Pasha : Termasuk aku ?
Taj Mahal : Tentu akhi Pasha, tak ada seorang pun di dunia ini ada secara tiba-tiba boleh muncul dengan sendirinya.
Rasyid Pasha : Lalu bagaimana kau begitu percaya dengan ku, sedangkan aku seorang asing yang tidak memiliki keyakinan sama denganmu.
Taj Mahal : Akhi Pasha, Rasulullah SAW telah menyuruh kami agar berbuat baik kepada siapa saja dan bila-bila saja termasuk memuliakan tetamu.Baginda Rasul saja tidak pernah membezakan keyakinan atau peribadi tetamunya.Bagaiman kita yang orang biasa ini berhak memilh-milih tetamunya.
Rasyid Pasha : Aku kagum dengan cara berpikirmu Mum Taj Mahal, aku juga sering memdengar Sultan Akbar berkata bahawa kita berhadapan dengan yang Allah sama , hanya amal yang membezakan kita.
Taj Mahal : Itulah yang ada dalam Al-Quran. Kau tahu semua yang akan terjadi dan telah terjadi telah tercantum di mushaf suci akhi.
Rasyid Pasha : Jujur, jiwaku terasa tenang mendengarnya. Eh … Oya, Mum Taj Mahal,aku dengar Kerajaan ini bermusuhan dengan Kerajaan Pusthun boleh aku tahu kenapa ?
Taj Mahal : Itulah akhi, aku sedih karena Kerajaan itu hanya mementingkan
kemewahan dan kemajuan istana saja. Apa Rajanya tahu bahwa banyak
rakyatnya yang kelaparan,tersiksa kemiskinan dan masih banyak lagi
yang perlukan pertolongan. Kalau Raja atau penerusnya itu di sini
pasti aku akan tanya apa guna kekayaaan itu kalau rakyatnya itu masih
menderita ? apa guna ilmu yang dimilikinya kalau rakyatnya masih
tersiksa.
Rasyid pun terkejut mendengar jawaban Mum Taj Mahal yang tak pernah ada di benaknya.
Rasyid Pasha : Kau sungguh wanita mulia Mum Taj Mahal,aku tak pernah berpikir akan
hal yang sepenting itu. Selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri.
Pantas jika orang memanggilmu Mum Taj Mahal.
Hari-hari berikutnya Rasyid pun jadi selalu berpikir tentang ucapan Mum Taj Mahal. Sedikit demi sedikit ia mulai menemukan kebenaran itu dan akhirnya ia pun menemukan sebuah keputusan.
Rasyid Pasha : Sultan saya ingin masuk Islam
Sultan Akbar : Apa yang kau katakan Rasyid Pasha ?
Rasyid Pasha : Benar Sultan saya ingin menjadi seorang muslim.
Permaisuri : Alhamdulillah, akhirnya hidayah itu datang padamu anakku.
Akhirnya Rasyid Pasha menjadi seorang muslim yang taat. Hari demi hari dilaluinya dengan memperdalam ilmu agama kepada Mum Taj Mahal. Hingga akhirnya mereka berdua saling jatuh hati.
Rasyid Pasha : Sultan saya berniat untuk melamar putri Mum Taj Mahal, tapi
sebelumnya saya ingin mengakui jati diri saya yang sebenarnya.
Sultan Akbar : Apa maksudmu Rasyid Pasha ?
Dan mengalirlah cerita tentang jati diri Rasyid Pasha yang sebenarnya adalah Syeih Jehan. Seluruh penghuni Kerajaan pun terkejut dengna pengakuan itu.
Sultan Akbar : Apa … !! kau putera Kerajaan Pusthun ?? aku tidak menyangka kau telah
membohongi kami semua Syeih Jehan.
Rasyid Pasha : Terserah Sultan Akbar akan berbuat apa pada saya. Saya akan menerima
dengan ikhlas.
Sultan Akbar : Anakku kau sudah mendengar kenyataan tadi lalu bagaimana
pendapatmu puteriku Mum Taj Mahal?
Taj Mahal : Ayahanda … ibu aku serahkan semuanya padamu aku ikhlas.
Permaisuri : Apa kau rela seandainya kami nikahkan kau dengan lelaki pilihan kami
Mum Taj Mahal.
Taj Mahal : Aku yakin ayah dan ibu akan memberikan terbaik untukku, jika memang
ada yang lebih baik dari dia aku pasti akan setuju. Aku yakin Allah telah
menentukan jodohku sebelum ayah dan ibu memutuskan.
Setelah berfikir panjang, akhirnya Sultan Akbar dan Permaisuri berfikir tidak ada yang lebih pantas dari Syeih Jehan, dan dengan lapang dada mereka menerima Syeih Jehan apa adanya.
Sultan Akbar : Puteriku … setelah kami berfikir matang-matang kami tidak boleh
memberikan pilihan yang lebih baik dari Syeih Jehan. Tapi ayah dan ibu
memberi syarat, kalian harus meminta izin kepada kedua orang tua Syeih
Jehan.
Rasyid Pasha : Terima kasih Sultan kami berjanji akan menyatukan kedua Kerajaan ini
dengan Asma Allah.
Tanpa diketahui ternyata dayang Farah mendengarkan percakapan tersebut, kerana rasa risau akhirnya memberitahukan kepada Mum Taj Mahal.
Farah : Putri …. Em saya ingin berbicara sesuatu yang sangat penting kepadamu.
Taj Mahal : Bicaralah dayang Farah sejak kecil kau telah merawatku tapi baru kali ini
aku melihatmu ragu-ragu untuk berbicara. Ada apa dayang Farah
bicaralah?
Dayang Farah menceritakan segala rahsia yang telah dikuburnya selama dua puluh tahun. Mum Taj Mahal sangat terkejut mengetahui jati dirinya dan Rasyid Pasha sebenarnya.
Taj Mahal : Mengapa kau baru beritahu sekarang dayang Farah.
Farah : Saya tidak berani berkata sejujurnya pada Sultan dan Permaisuri, puteri
tolong berjanjilah untuk tidak mengatakan pada beliau berdua.
Taj Mahal : Baiklah, tapi sekarang semuanya sudah terlanjur, dayang aku tak
mungkin mengagalkan keputusan untuk menikah dengannya.
Farah : Justeru mungkin itu adalah jalan dari Allah, agar puteri bisa membawa
kedua orang tua kandung puteri ke jalan Allah.
Satu minggu kemudian Mum Taj Mahal dan Rasyid Pasha pergi menuju Kerajaan Pusthun.
Permaisuri : Raja sudah satu tahun lebih anak kita pergi tapi sampai sekarang dia
belum kembali juga.
Aurang Zet : Aku juga bingung harus mencari ke mana lagi permaisuriku, entah siapa
yang akan meneruskan Kerajaan ini kelak.
Rasyid Pasha : Assalamualaikum ayah …bonda aku datang
Aurang Zet : Anakku benarkah ini engkau nak, tapi rasanya ada yang berbeza darimu.
Rasyid Pasha : Benar ayah lihatlah siapa seorang puteri yang bersamaku ini.
Permaisuri : Kau cantik sekali nak … siapa namamu ?
Taj Mahal : Nama saya Arjuman Banu Begum … tapi saya sering dipanggil Mum Taj
Mahal, permaisuri.
Aurang Zet : Apa Mum Taj Mahal, bukankah …
Rasyid Pasha : Benar ayah, dia adalah istriku putri Kerajaan Moghul. Aku telah menjadi
seorang muslim dan aku mengharap …
Aurang Zet : Cukup !!! ayah tak mau mendengar kata-kata kau lagi sekarang kau pilih
dia atau Kerajaan ini ?
Permaisuri : Raja biarkan mereka….
Aurang Zet : Tidak permaisuri, aku sudah mengambil keputusan.
Taj Mahal : Raja saya mohon …
Aurang Zet : Tutup mulutmu ! aku tak mau dengar apapun dari mulutmu.
Rasyid Pasha : Sudahlah Mum Taj Mahal mari kita pergi.
Mereka pun kembali ke Kerajaan Moghul dengan membawa lupa. Tapi ternyata Raja Aurang Zet tidak berhenti sampai di situ, setelah mereka kembali dia menyusul dengan membawa dendam.
Aurang Zet : Permaisuriku kau tetaplah di sini aku akan buat perhitungan dengan
mereka.
Permaisuri : Raja kau jangan tindak gegabah.
Tapi perkataan itu tak didengar lagi oleh Raja Aurang Zet, ia telah pergi menuju Kerajaan Moghul. Mengetahui situasi yang terjadi Yamuna pun menceritakan semua kepada permaisuri dan dengan tergesa permaisuri menyusul ke Kerajaan Moghul.
Aurang Zet : Sultan Akbar keluar kau ! aku tak rela kau rebut putraku dengan cara licik.
Sultan Akbar : Kau keliru Aurang Zet dia sendirilah yang datang sendiri padaku.
Aurang Zet : Diam kau …
Aurang Zet hendak menusuk Sultan Akbar tapi Sultan Akbar mengelak dan dari arah belakang Syeih jehan hendak menusuk Aurang Zet tapi Mum Taj Mahal menghalangi dan akhirnya Mun Taj Mahal tertusuk pedang Syeih Jehan.
Taj Mahal : Jangan … !
Permaisuri Aurang Zet : Tidak puteriku …!!!
Aurang Zet : Permaisuriku apa yang kau lakukan ???
Permaisuri Aurang Zet menceritakan semuanya dan mereka semua terkejut mendengar perkataan permaisuri Aurang Zet.
Aurang Zet : Ohh ... tidak … , puteriku maafkan ayahmu ini nak .
Taj Mahal : Berjanjilah ayah akan bersatu dengan Kerajaan Moghul dan memajukan agama islam.
Rasyid Pasha : Tidak … bangunlah permaisuriku .
Akhirnya Mum Taj Mahal pun meninggal dunia. Untuk mengenang permaisurinya Rasyid Pasha membangun sebuah makam yang terindah di dunia dan diberi nama T A J M A H A L. yang artinya“ ISTANA PILIHAN”
Rasyid Pasha : Terima kasih kalian telah membangunkan istana baru untuk
permaisuriku,tapi aku minta maaf mungkin ini adalah kezaliman
terakhir kali yang aku lakukan, aku tak mau ada yang menandingi istana
permaisuriku. Ustaz Isa potong tangan mereka.
Tangan para arsitektur itupun di potong agar tidak ada yang menandingi keindahannya dan sampai saat ini TAJ MAHAL pun masih di kenang manusia seluruh dunia sebagai salah satu dari keajaiban dunia.